Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) resmi membentuk Holding Ultra Mikro pada 13 September 2021.
Holding tersebut bertujuan untuk memperkuat model bisnis masing-masing perseroan. Artinya BRI, Pegadaian, dan PNM akan saling melengkapi memberikan layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan setelah pembentukan holding, seluruh anggotanya dapat melayani masyarakat mikro dengan lebih efisien. Selain itu Holding Ultra Mikro juga membuat anggota holding memiliki daya jangkau lebih luas.
Dia juga menjelaskan bahwa dari data yang dimiliki pihaknya, usaha ultra mikro yang membutuhkan pendanaan tambahan mencapai 45 juta nasabah pada 2018. Dari jumlah itu, yang sudah tersentuh lembaga keuangan formal baru sekitar 15 juta nasabah.
Setelah adanya Holding Ultra Mikro, yang sudah tersentuh lembaga keuangan formal naik menjadi 37 juta. Sementara itu, pelaku usaha yang membutuhkan pembiayaan tambahan naik menjadi 48 juta.
Dari data-data yang ada, Sunarso mengatakan bahwa Holding Ultra Mikro menjadi sumber pertumbuhan baru BRI. Keberhasilan konsolidasi aset tiga perusahaan BUMN tersebut mendorong capaian BRI dari segi aset hingga laba.
“Setelah ada holding, porsi kredit mikro kami itu sudah hampir separuh dari total kredit BRI. Arahnya kami tidak tumbuh ke atas, tapi ke bawah,” katanya, dikutip Kamis (3/10/2024).
Berdasarkan laporan keuangan BRI, kredit mikro BRI pada 2020 senilai Rp 351,3 triliun atau kurang dari 40% dari total kredit. Per Juni 2024, kredit mikro BRI menyumbang 46,6% dari total penyaluran pembiayaan perusahaan.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan dengan adanya holding, program PNM Mekaar semakin memberikan manfaat bagi masyarakat kecil.
“Selain sebagai pemacu pertumbuhan, holding UMi ini akan memberikan nilai tambah untuk nasabah.